Minggu, 23 Juni 2013

Pendidikan Anak Dalam Islam (3)


Pendidikan Anak Islam

Selama masa kehamilan tersebut, menjaga perilaku sangat penting agar tidak mempengaruhi karakter si calon bayi. Akhlak anak bergantung pada akhak orang tuanya, dan pembentukan di tahap awal berada pada masa-masa dalam kandungan. Dengan menjaga diri dari perbuatan dan perkataan tercela, secara tidak langsung kedua orang tuanya telah berhasil mendidik sang buah hati di tahap awal.

Saat anak lahir, sebagai wujud rasa syukur perlu ’dirayakan’ dengan memotong kambing (aqiqah). Kurun waktunya yaitu 7 hari setelah kelahiran. Barulah setelah itu anak diberi nama yang baik, nama yang mengandung doa. Ada cerita menarik saat perang Badar berkecamuk. Terjadi pertarungan satu lawan satu antara Ali, Hamzah dan ’Ubaidah dari pihak kaum muslim melawan ’Utbah, Al-Walid dan Syaibah di pihak musyrik. Nama-nama mereka mengandung makna. Ali (yang tinggi) melawan Utbah (orang yang kecil). Hamzah (singa) bertarung melawan Syaibah (orang tua). Sedangkan Al Walid (anak kecil) melawan ’Ubaidah (hamba yang masih kecil. Dan yang terjadi adalah, Ali menang melawan Utbah, Hamzah berhasil membunuh Syaibah, sedangkan Al Walid dan ’Ubaidah sama-sama terluka tanpa ada yang terbunuh.

Nama yang baik, sekali lagi, adalah doa yang diberikan orang tua pada anak. Tidak heran kalau nantinya karakter anak akan sesuai dengan namanya. Tidak perlu memberi nama yang kebarat-baratan agar terlihat modern. Nama Islam sudah sangat indah, dan di dalamnya mengandung harapan dan proses pembentukan sifat dan sikap. Jadi kita tidak boleh setuju dengan Shakespere yang mengatakan ”Apalah artinya sebuah nama?”. Sebab nama memang memiliki banyak arti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar