Pendidikan Anak Islam |
Selama masa kehamilan tersebut, menjaga perilaku sangat
penting agar tidak mempengaruhi karakter si calon bayi. Akhlak anak bergantung
pada akhak orang tuanya, dan pembentukan di tahap awal berada pada masa-masa
dalam kandungan. Dengan menjaga diri dari perbuatan dan perkataan tercela,
secara tidak langsung kedua orang tuanya telah berhasil mendidik sang buah hati
di tahap awal.
Saat anak lahir, sebagai wujud rasa syukur perlu
’dirayakan’ dengan memotong kambing (aqiqah). Kurun waktunya yaitu 7 hari
setelah kelahiran. Barulah setelah itu anak diberi nama yang baik, nama yang
mengandung doa. Ada cerita menarik saat perang Badar berkecamuk. Terjadi
pertarungan satu lawan satu antara Ali, Hamzah dan ’Ubaidah dari pihak kaum
muslim melawan ’Utbah, Al-Walid dan Syaibah di pihak musyrik. Nama-nama mereka
mengandung makna. Ali (yang tinggi) melawan Utbah (orang yang kecil). Hamzah
(singa) bertarung melawan Syaibah (orang tua). Sedangkan Al Walid (anak kecil)
melawan ’Ubaidah (hamba yang masih kecil. Dan yang terjadi adalah, Ali menang
melawan Utbah, Hamzah berhasil membunuh Syaibah, sedangkan Al Walid dan
’Ubaidah sama-sama terluka tanpa ada yang terbunuh.
Nama yang baik, sekali lagi, adalah doa yang diberikan
orang tua pada anak. Tidak heran kalau nantinya karakter anak akan sesuai
dengan namanya. Tidak perlu memberi nama yang kebarat-baratan agar terlihat
modern. Nama Islam sudah sangat indah, dan di dalamnya mengandung harapan dan
proses pembentukan sifat dan sikap. Jadi kita tidak boleh setuju dengan
Shakespere yang mengatakan ”Apalah
artinya sebuah nama?”. Sebab nama memang memiliki banyak arti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar