Ciri kedua adalah saling menghormati antara yang muda
dengan yang tua. Tentu yang dimaksud di sini tidak sebatas hubungan orang tua
dengan anak saja, namun juga kepada hubungan adik dengan kakak, paman/bibi
dengan keponakan, bahkan anak majikan dengan pembantu rumah tangga. Kalau
seorang anak sudah tidak menaruh hormat pada orang tuanya, adik tidak mau
mendengar apa yang dinasehatkan kakaknya, keponakan tidak menganggap kata-kata
pamannya sendiri, atau anak majikan memperlakukan pembantu rumah tangga yang
lebih tua dari dirinya tidak lebih sebagai seorang budak, maka sudah dipastikan
sulit menemukan ketenteraman dalam rumah tangga seperti itu.
Demikian pula sebaliknya. Ketika orang tua sudah tak
peduli lagi dengan anaknya, kakak tidak mau mengasuh adiknya, paman tidak
pernah mengayomi keponakannya dan pembantu rumah tangga memperlakukan anak
majikan seperti atasan sendiri sehingga tidak ada rasa kasih sayang dalam
hatinya, rasanya sulit juga untuk bisa menciptakan keharmonisan di dalamnya.
Untuk itu, mendidik anak agar memiliki rasa hormat
kepada mereka yang lebih tua harus menjadi prioritas saat mereka masih balita.
Dan orang tua juga harus mendidik dirinya sendiri untuk menyayangi mereka yang
lebih muda, baik itu adiknya, keponakannya atau yang tidak ada hubungan
kekeluargaan sama sekali. Sebagaimana Rasulullah saw selalu menunjukkan kasih
sayangnya kepada anak-anak tetangga, pembantunya, atau mereka yang tidak pernah
berhubungan langsung dengan beliau. Dan sebaliknya beliau juga mengajarkan
bagaimana menghormati mereka yang lebih tua dari kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar